Selasa, 25 Januari 2011



OPINI TENTANG EKONOMI ISLAM
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
                Sebenarnya Islam sudah memberikan dan mengarahkan ke arah hal-hal yang positif kepada umatNYA, dan memberikan rambu-rambu untuk menjaga keseimbangan walaupun berbeda-beda, dari kebudayaan, suku, RAS, cara berfikir, sosial dan kondisi ekonominya. Dengan berbeda-beda kondisinya, maka Islam memberikan arahan untuk saling melangkapi dan saling megisi terutama daam kondisi sosial dan ekonomi.
                   Kalau menurut saya, Ekonomi Islam sekarang ini masih menuju pembaharuan untuk menciptakan kesejahteraan umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya. Kalau kita melihat dan mengamati kondisi umat Islam, sebenernya banyak yang kondisi Ekonominya diatas rata-rata atau tergolong mampu untuk membantu umat lain yang masih tergolong belum mampu. Dari Islam pun sudah mengatur keseimbangan ini dengan adanya amanah untuk menindakkan rukun iman yang ke 4 yaitu zakat, bersedekah dengan cara yang benar, dan zakat mal untuk membersihkan serta mensucikan harta yang diamanahi kepada kita. Mayoritas penduduk negeri kita beragama Islam dan tidak sedikit yang mampu membangun apartemen mewah, membeli barang mewah, dan hal mewah lainnya. Tetapi karena mereka yang mampu itu tidak mengamalkan ajaran Islam seutuhnya, sehingga terjadi kemiskinan dan tidak adanya kesimbangan dalam umat Islam itu sendiri. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin, akhirnya terlihatlah negeri ini dalam kondisi kemiskinan.
                Negeri Islam, negeri miskin, itu opini yang sering kita dengar dari sudut ke sudut. Mereka yag bilang pun tahu dan mengaku Islam, tetapi karena mereka itu belum bisa menyempurnakan Islam seutuhnya, maka mereka diam saja, bahkan acuh dengan kondisi ini. Dari yang mampu segi ekonomi maupun dari segi tingkat ilmu. Kondisi Ekonomi Islam ini sangat terpengaruh oleh umat Islam sendiri, kalau umat Islam bener-bener tahu Islam dan ajaran Islam seutuhnya, saya yakin tidak ada kemiskinan di Negeri ini.
                Kalau kita mengamati dari aspek Ekonomi Islam yang masih dalam kehancuran, karena kemiskinan yang merajalela akan terlihat seberapa tingkat kesempurnaan Islam saat ini. Kesempurnaan Islam sangat terpengaruh umat Islam itu sendiri, kalau umat Islam tahu seutuhnya Islam dan menindakkannya, Ekonomi Islam pasti dalam kejayaan, tetapi kalau umat Islam masih tahu setengah-setengah, Ekonomi Islam pun mengikuti bahkan bisa ke lembah kehancuran.
                Tidak hanya umat Islam yang ekonomi menengah ke atas saja yang belum menyempurnakan keiIslamannya. Dari kalangan umat yang ekonomi menengah ke bawah pun demikian, banyak yang sudah tahu tentang Islam, dan bahkan banyak yang bilang kalau mereka itu soleh-solehah, tetapi mereka masih belum bisa menyempurnakannya dengan menyumbang tingkat ekonomi ke bawah. Dan bahkan mereka siap untuk menjadi budak-budak kaum Non-Islam, dengan cara melamar kerja di perusahaan milik mereka. Kapan Islam mau bangkit kalau umatnya sendiri melabuhkan hidupnya dalam aturan Non-Islam? Kita telaah lagi, kalau kita mau menuntaskan ekonomi Islam, tetapi kondisi kita sendiri terikat dan diatur oleh perusahaan terutama No-Islam, apa bisa kita itu berkembang tetapi posisi kita ada dalam kurungan dan merasa nyaman dengan kondisis itu?
                Bayangkan saja, umat Islam mayoritas bekerja di perusahaan Non-Islam, waktu umat Islam diatur oleh mereka, perusahaan memberikan kenyamanan ekonomi secuil aja umat Islam sudah merasa nyaman dan bahkan menyatakan akan menuruti kebijakan-kebijakan perusahaan, umat Islam yang bekerja disana disibukkkan dengan pekerjaan, sehingga tidak sempat memikirkan saudara-saudaranya, tercipta pemikiran dari mereka “Ngapain saya ngasih mereka, saya kerja dengan tangan saya, saya juga memanfaatkan waktu saya untuk mendapatkan uang ini, kenapa saya harus ngasih mereka yang diam aja dimasjid tanpa kerja?”
                  Umat Islam banyak yang ahli ibadah, tetapi belum tentu mereka ahli dalam ekonomi. Alangkah indahnya kalau mencapai keseimbangan. Bayangkan, kita hidup didunia ini butuh makan, minum, pakaian layak dan lain-lain untuk kesempurnaan ibadah kita. Kita memang mempunyai tujuan akhir untuk dapat bertemu dengan sang pencipta dalam khusnul khatimah, tetapi kalau kita sendiri secara ekonomi masih kurang, dan tidak bisa mencukupi kebutuhan kita, apakah kita akan tenang dan khusyu’ dalam ibadah? Sebagai manusia yang normal, kita pasti butuh berbagai macam kebutuhan kita, apakah kita akan minta sama orang lain?tidak kan?
                Kalau sampai umat Islam ini tercipta tradisi meminta kecuali kepada Allah SWT, alangkah bahayanya umat kita ini. Oleh karena itu, marilah kita ciptakan Ekonomi Islam yang dapat menuntaskan kemiskinan an menciptakan kejayaan Islam.

“Uang memang bukan raja dunia, tetapi umat Islam tanpa uang akan lebih mudah dijajah oleh non-Islam!” By Ar’Rasyid.
Wassalamu’alaikummussalam Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar